Niteni, Niroke, Nambahake....


KOMPAS.com - Pengembangan sains atmosfir dan antariksa yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menunjukkan kinerjanya dengan baik dalam memajukan bidang sains atmosfir dan antariksa.
Demikian hal itu diungkapkan oleh Kepala LAPAN Adi Sadewo menyambut pengukuhan dua ilmuwan LAPAN, Dr Ir Chunaeni Latief Msc dan Dr Thomas Djamaluddin Msc, sebagai profesor riset Indonesia yang ke-286 dan 287, di Jakarta, Rabu (9/12/09). Adi mengatakan, pengembangan sains atmosfir dan antariksa telah dilakukan dengan baik di LAPAN, dan kedua pakar tersebut telah menunjukkan kinerjanya dalam memajukan bidang sains atmosfir dan antariksa sehingga berhak mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang penelitian.



Saat ini, selain Satelit Twin Mitigasi Bencana yang akan diluncurkan pada 2011, LAPAN juga tengah mengembangkan Roket Pengorbit Satelit yang rencananya akan diluncurkan pada 2014. Lembaga tersebut juga tengah mengerjakan tahap feasibility study untuk membuat Satelit Pendidikan Ki Hajar Dewantara bersama-sama Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), yang nantinya dimanfaatkan untuk memancarkan siaran pengajaran ke seluruh pelosok tanah air.
Kepala LAPAN Adi Sadewo Salatun mengatakan, pengembangan terakhir yang dilakukan oleh LAPAN ini merupakan langkah mewujudkan cita-cita Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikenal dengan semboyannya: "Niteni, Niroke, Nambahake" yang artinya "Amati, Tiru, dan Sempurnakan".
"Harapan kami agar saudara-saudara melanjutkan pemanfaatan kepakaran tersebut untuk terus mengembangkan bidang sains atmosfir, sains antariksa, dan secara umum kegiatan kedirgantaraan di Indonesia," ujarnya kepada kedua profesor tersebut.